Relasi Seksual di Jepang (Bagian Kedua)
Pada artikel sebelumnya,
udah dijelaskan beberapa macam jenis hubungan atau relasi di antara laki-laki
dan perempuan yang berada pada zona yang tidak patut ditiru bahkan dipraktekkan
karena membahayakan jiwa dan raga. Kenapa membahayakan jiwa dan raga? Karena
pastinya akan ada pihak yang tersakiti, yaitu pasangan yang kita suka, bahkan
justru kita yang
paling sakit pada
akhirnya. Apalagi kalau pacarnya (laki-laki) orang yang cukup emosional dan
tipe petarung, bisa-bisa kita jadi samsaknya.
Sudah, sudah! Daripada
mengambil risiko dalam menjalin relasi, mending kita berpikir positif dan
menjalin relasi yang sehat dan membahagiakan diri kita dengan pasangan yang
tercinta agar tercipta perdamaian, mudah-mudahan perdamaian dunia juga.
Nah, pada artikel kali ini, mari kita lihat
relasi yang cenderung positif hingga relasi yang paling diimpikan. Pastinya
untuk mencapai puncak relasi perlu proses atau jenjang dan kesabaran. Melalui
proses tanpa kesabaran, yang ada malah hasil yang tak menyenangkan. Mempunyai
kesabaran tanpa proses juga hanya membuat diri kita berstatus quo.
Jadi keduanya sangat diperlukan. Kita lihat apa saja jenjang atau tahapan untuk
menuju puncak relasi yang diimpikan.
1. Shin'yuu (親友)
Source : pbs.twimg.com |
Paling gak, dalam hidup
kita pasti ada seseorang atau beberapa orang yang menjadi sahabat. Sahabat
sering dielu-elukan sebagai sosok yang paling penting, sosok yang paling
memahami kita, kadang sahabat menjadi orang yang paling tahu tentang kita dibandingkan
pacar bahkan orang tua. Sahabat dalam bahasa Jepang disebut shin'yuu. atau ada pula yang menyebutnya
besuto furendo yang diambil dari kata
bahasa Inggris, best friend. Bagi
orang Jepang, shin'yuu tampaknya
mempunyai peranan atau posisi yang sama dengan sahabat dalam bahasa Indonesia.
Pastinya sebelum kita memperoleh predikat
sebagai shin'yuu dari seseorang,
tentunya setidaknya kita pernah berpredikat sebagai teman (tomodachi), kemudian setelah kita dianggap nyaman, paling tahu dan
paham soal orang itu,
besar kemungkinan kita menjadi shin'yuu atau
sahabatnya. Tapi, pertanyaannya? Apakah mungkin hubungan sahabat berlanjut
menjadi pacar? Ya, kalau di kita sih banyak yang bilang, "aku udah
nganggap kamu sahabat dan aku udah nyaman hubungan kita kaya gini. Kalau aku
jadi pacar kamu, aku takut kalau nanti kita putus, hubungan kita gak kan sebaik
ini lagi.", Hmm, rumit memang. Tapi pastinya, ada juga yang berawal dari
teman, jadi sahabat, eh malah jadi pacar. Hati orang memang gak bisa dibohongi.
Heu heuy!
2. Koibito (恋人)
Source : attractmenyouwant.com |
Koibito atau pacar, tampaknya udah
jadi istilah yang udah ada di mana-mana. Tapi, ngomong-ngomong soal pacaran,
biasanya dan kebanyakan orang harus nyatain (kokuhaku) dulu sebelum jadian. Pasti sering banget kan kalau nonton
anime, dorama, atau film Jepang, perempuannya yang nyatain duluan seakan
di Jepang itu perempuan yang agresif sementara laki-lakinya gak. Pastinya gak
sedikit perempuan Jepang agresif dan berani nyatain duluan. Tapi, tetep aja di
Jepang laki-laki yang berani nyatain dianggap macho dan dinilai keren. Jadi,
buat para laki-laki Indonesia, marilah kita menjadi pria sejati dan pemberani.
Buat nyatain pastinya ada ungkapan atau
kata-kata yang biasa dipake. Di Indonesia biasanya pake ungkapan "aku suka
kamu. mau gak jadi pacar saya (aku)?". Kalau di Jepang, "kimi ga suki da. boku to tsukiatte!" yang artinya 'aku suka kamu. pacaranlah
denganku!' Agak beda emang tapi tujuannya sama.
3. Kon’yakusha (婚約者)
source : fxhsx.com |
Pacaran udah, saling
memahami udah, udah punya komitmen juga. Kalau mulus, udah jelas hubungannya ke
arah pernikahan. Tapi gak sedikit sebelum menikah ada yang memutuskan untuk
bertunangan dulu. Sama dengan orang Indonesia, di Jepang pun dikenal juga
pertunangan. Pertunangan dalam bahasa Jepang disebut kon'yaku sedangkan tunangan disebut kon'yakusha atau fianse.
Kalau liat kanjinya, kon'yaku terdiri dari dua kata yaitu, kon (結) dari kata kekkon (結婚) yang
berarti 'pernikahan' dan yaku (約) dari kata yakusoku
(約束) yang
berarti 'janji'. Dengan kata lain,
sama dengan arti pertunangan, kon'yaku bisa
diartikan janji untuk menikah. Biar pacar gak sama yang lain dan terikat,
dilakukanlah kon'yaku.
4. Fuufu (夫婦)
source : http://maria-reiko.com/ |
Kenalan, terus temenan,
jadi sahabat, lanjut jadi tunangan, eh mulus, nikah deh. Ya, kalau relasi udah
makin dalam tentunya sampailah kepada saat yang berbahagia, dengan selamat,
sentosa, mengantarkan kehidupan yang baru yaitu menjadi pasangan yang disebut
suami-istri (fuufu). Jelas banget lah, nikah dulu baru
disebut suami (shujin) atau istri (tsuma/kanai). Jangan meniru anak muda yang alay di negeri ini, belum aja
nikah udah berani bilang "papah" atau "mamah" ke pacarnya
tapi giliran putus gak ada pembagian harta gono-gini. Heu heu!
Menikah itu banyak
alurnya, ada yang dari pacaran atau melalui perjodohan. Ada yang bilang gak
bisa dari sahabat jadi pasangan hidup, eh, nyatanya gak sedikit yang menikah
dari hasil persabatan terus pacaran. Kalau udah jadi pasangan hidup
(suami-istri), dia bisa jadi teman (tomodachi)
atau sahabat (shin'yuu) karena yang
akan dan yang harus paling banyak saling memahami adalah pasangan hidup kita.
Pernikahan itu memang memerlukan banyak pertimbangan
dan kekuatan mental, pastinya keduanya (pasangan) harus punya komitmen buat
saling membahagiakan dan menjaga perdamaian di dalam rumah tangga biar gak
terjadi DV (Domestic Violence) atau
sering kita denger istilah KDRT. Semoga kita mendapat pasangan hidup yang bisa
membahagiakan kita di dunia ini, di akhirat juga harus. Amin.
No comments: