Nyari Pasangan Hidup Orang Jepang? Kayaknya 7 Poin Ini Bisa Jadi Bahan Pertimbangan


Waktu kecil, pas liat film-film Jepang kaya dorama dan film lainnya terus ngeliat aktris sama artis Jepang, kayaknya perempuan Jepang pas banget nih buat dijadiin pasangan hidup. Soalnya dulu terkesan banget sama kelembutan mereka, tingkah mereka yang lucu, dan kesannya cenderung nurut ke suami. Beranjak SMA sampai kuliah, kalau ada yang nanya, “kenapa kalian belajar bahasa Jepang?”, ada yang ngejawab karena pengen kuliah di Jepang, ada yang pengen kerja di Jepang. Nah, sebagai orang yang agak nyeleneh waktu itu jawabannya adalah karena pengen nikah sama perempuan Jepang. Selain impian sejak dulu tercapai, juga bahasa Jepang yang dipelajari terpakai, juga bisa ningkatin kemampuan bahasa Jepang.

Tapi, rasanya apapun bahasa asing yang dipelajari, gak sedikit dari kita dapet pengaruhnya. Bagi yang suka belajar bahasa Jepang apalagi yang suka J Rock sama J Pop, Japanese Idol cenderung pengen punya pasangan orang Jepang. Begitu juga yang suka sama bahasa Korea atau bahasa asing lainnya. 

Kebetulan punya temen yang nikah sama orang Jepang, juga punya kenalan dan temen orang Jepang yang cukup deket. Dari hasil diskusi dan wawancara dengan mereka, ternyata sebelum kita memutuskan untuk menikah dengan orang Jepang, ada hal-hal yang perlu kita pertimbangkan terlebih dahulu.

1. Orang Indonesia memandang Jepang “wah”, bagaimana orang Jepang memandang Indonesia?
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgZAjL7Dm-mWxpeq_pU8NXQikHVN2eiMEaeRcmNSqyUQ0kWIu_XZCTGJ8d03eVq2h9l7L7ZiV_M5XuIdqTW79LGMiJjXcSkigP__0zcV4j9KwNsaef1XNw-UPUVOXVQ1gOrm67a6CYlY56P/s400/harus-bilang-wow.jpg

Ini terkesan kurang begitu penting tapi tampaknya perlu dipikirin. Selama ini gak sedikit orang dari berbagai negara terutama Indonesia memandang Jepang itu negara yang keren, maju teknologinya, pendidikannya bagus banget, dll. Bagaimana orang Jepang memandang Indonesia. Ini sedikitnya mempengaruhi orang Jepang karena kalau Indonesia dianggap biasa saja tampaknya ada aja orang Jepang yang enggan atau gak tertarik ke orang Indonesia untuk dijadikan pasangan. Masalah sepele tapi cukup berdampak. Cuma kayaknya poin ini gak begitu menunjukkan bahwa semua orang Jepang kaya gitu semua. Tapi setidaknya ada orang Jepang yang mikir kaya gitu. Ini PR buat kita sebenernya sih, sebagai orang Indonesia yang cinta tanah air bahwa kita harus jadiin Indonesia biar bisa lebih maju dan tumbuh besar sampe Indonesia jadi negara yang lebih dihargai.



2. Latar belakang (background) orang Jepang
http://www.wowkeren.com/images/news/00053417.jpg
Kalau perbedaan budaya, itu pasti dan gak perlu dibahas dan dikupas dalam. Latar belakang (background) perlu dipikirin lebih kayanya. Orang Jepang itu gak se-open orang Indonesia lho. Bisa dibilang karakter itu udah mendarah daging sejak Jepang menerapkan sakoku (isolasi negara) berabad-abad. Jadi, gak heran kalau mereka gak seterbuka orang Indonesia. Jepang memang maju, tapi dalam hal berinteraksi sosial dengan orang asing, mereka agak sulit membuka diri kecuali bagi mereka yang hidup di daerah perkotaan atau kota bisnis yang notabene banyak orang asingnya. Orang Jepang yang tinggal di pedesaan kurang begitu open, ya karena mereka terbiasa hidup dengan orang yang sama, apalagi di Jepang jenis suku bangsanya dikit banget. Kalaupun dari perkotaan, apakah dari kota yang orang-orangnya open minded? Selain itu, latar belakang keluarga juga cukup penting. Kalau keluarganya adalah keluarga akademisi, maka dia pun dapet pengaruh besar dalam hal akademik pada pola pikirnya. Kalau keluarganya berlatar belakang pedagang, pastinya akan beda lagi. Jadi, kalau kita pengen dapet pasangan orang Jepang, kenali dulu dia, apakah dia berlatar belakang dari pedesaan atau perkotaan, latar belakang keluarganya akademisi atau latar belakang lainnya.


3. Perbedaan agama
https://soehusaeni.files.wordpress.com/2010/06/shinto-priests-750.jpg
Ini nih yang paling esensial buat orang Indonesia. Senakal-nakalnya orang Indonesia, kalau udah ngomonin agama, kayaknya bakal jadi isu sensitif. Soal penghapusan kolom agama di KTP aja heboh banget. Apalagi soal dapetin pasangan yang beda agama. Orang Indonesia menjadikan agama sebagai hal yang sangat mendasar dalam hidup. Kalau dalam kasus ekstrim, ada orang yang karena seseorang agamanya beda, cara memperlakukannya ke orang itu gak sebaik ke orang yang seagama.

Orang Jepang sendiri gak begitu mempermasalahkan perbedaan agama. Kecuali orang Jepang yang taat banget tapi itu pun jumlahnya dikit. Bagi orang Jepang agama itu privasi banget. Kebiasaan plus pola hidup mereka itu adalah karakter dari agama mereka. Maksudnya, karena kebiasaan dan pola hidup masyarakat Jepang dipengaruhi banyak oleh Shinto dan Buddha, jadi kesannya ya orang Jepang itu agamanya kalau gak Shinto, ya Buddha.



Di sisi lain, karena mereka gak begitu mikirin agama, kalau nikah sama orang asing dan minta masuk ke agama orang asing itu, gak dikit yang bilang, “cuma masuk agama kamu aja, kan? Ya udah tinggal masuk”, tapi belum tentu mereka mau belajar agama dan ikut ritual agama yang kita yakini apalagi sampe mengimani Tuhan sesuai agama yang kita yakini.

4. Bagaimana orang Jepang memandang kokusai kekkon (international marriage)?
http://www.nagoyakokusai-w.jp/blog/wp-content/uploads/2013/05/147.jpg
Waktu dulu di Jepang pernah buat angket tentang kokusai kekkon dan disebarin ke beberapa puluh orang Jepang. Dan hasilnya, orang Jepang cenderung milih orang Jepang lagi buat dijadikan pasangan hidupnya. Ada sih yang jawab mau nikah sama orang asing. Jawabannya pengen nikah sama orang Amerika. Kemudian, dari hasil wawancara dengan beberapa orang Jepang, orang Jepang itu mirip kaya orang kita. Cenderung lebih seneng sama bule ketimbang sama orang Asia lagi. Tapi kalau orang Indonesia sih, tampaknya nikah sama orang Asia lainnya juga udah seneng, apalagi sama orang Jepang atau Korea. 


Ya, orang Jepang kalau pun milih orang asing buat dijadikan pasangan hidup mereka lebih milih orang Amerika, Eropa atau negara bule lainnya. Sama kaya orang kita, keren rasanya kalau dapet pasangan bule. Terkesan kalau kita internasional banget mungkin ya.


Bukan berarti orang Indonesia gak disukai juga. Gak sedikit orang Indonesia yang nikah sama orang Jepang. Tapi, kota atau tempat yang dijadiin destinasi favorit orang Jepang bisa jadi nilai plus buat mereka. Bali, Lombok, dan kota yang jadi destinasi utama mereka dinilai menarik. Jadi gak heran kalau gak dikit orang Bali nikah sama orang Jepang.


5. Kenali karakter orang Jepang!
http://www.laksani.com/wp-content/uploads/2015/04/Perawatan-Wajah-Ala-Jepang.jpg
Dulu imej perempuan Jepang itu lembut, nurut suami dan setia. Nah, sekarang ini gak dikit lho suami di Jepang tergabung ke dalam ISTI (Ikatan Suami Takut Istri). Perempuan Jepang dewasa ini karakternya kuat, berani bersaing dengan laki-laki dalam karier, punya passion mengejar impian. Itu tampaknya buah dari danjobyodo (emansipasi) yang terjadi di Jepang. Jadi gak aneh perempuan Jepang sekarang ini cenderung egois dalam arti lebih memikirkan karier daripada mempercepat berumah tangga, kalaupun udah nikah gak dikit juga yang masih terus berkarier sampe rela ninggalin keluarga dinas ke luar negeri. 


Gimana dengan laki-laki Jepang? Ini hasil wawancara dengan orang Jepang juga. Meski gak semua, tapi cukup banyak laki-laki Jepang yang gak berani mikul tanggung jawab untuk nikah, terus mereka gak se-gentle laki-laki Indonesia yang memperlakukan perempuan dengan baik juga care. Dan dalam hal ngurus anak, katanya laki-laki Indonesia masih juara karena masih cenderung lebih banyak kontak dengan anak dan lebih intens ngasih afeksi secara langsung.

6. Perbedaan nilai (value) terhadap pernikahan

http://cdn0-a.production.liputan6.static6.com/medias/1064616/big/021199100_1448335820-japanese_couple.jpg

Orang Indonesia selain memandang pernikahan itu sesuatu yang sakral, juga menilainya sebagai sesuatu yang sangat didambakan. Banyak laki-laki apalagi perempuan Indonesia yang pengen nikah karena menilai menikah itu ibadah, terus pengen punya keluarga, dan mau membesarkan anak. Yang nikah muda? Masih banyak. Ada cerita dari temen, temennya dia (laki-laki) nyesel nikah di usia 20 tahun, bukan karena nikahnya kecepetan, justru karena ngerasa telat nikahnya. Harusnya dia nikahnya pas usia 19 tahun katanya. Kerasa banget kayaknya ya, nikmatnya nikah dan rumah tanga, hehe.



Penilaian orang Jepang terhadap pernikahan berbeda dengan orang Indonesia. Pernikahan itu memang hal yang baik tapi gak bisa dilakukan kalau pasangannya belum berani tanggung jawab dan siap secara mental. Ditambah lagi lumayan banyak orang Jepang yang ngerasa bahwa hidup sendirian aja bisa bahagia sampe gak butuh pasangan, ada yang gak mau nikah atau punya anak karena dianggap merepotkan. Akhirnya, memandang pernikahan itu bukan hal yang begitu didambakan kaya orang Indonesia.


7. Di Jepang mapan dulu baru rumah tangga. Di Indonesia pernikahan itu memapankan rumah tangga.
http://assets-a2.kompasiana.com/items/album/2015/06/23/143503854210163947521.jpg?t=o&v=760
Rasionalitas itu lebih dijunjung tinggi di Jepang. Kalau pasangannya belum settle, belum mapan secara finansial, dikhawatirkan gak bisa menopang kehidupan rumah tangganya. Jadi, kalau belum mapan, susah diajak menikah. Di Indonesia? Orang yang berpikir mapan dulu baru nikah memang ada. Tapi, banyak orang Indonesia yang yakin dan percaya kalau Tuhan akan mencukupkan rezeki untuk orang yang menikah. Kalau mikirin pendapatan dari pekerjaan sekarang, harus beli rumah dulu, harus punya kendaraan dulu, keburu tua nikahnya. Ditambah lagi laki-laki Indonesia cenderung lebih siap bertanggung jawab untuk menjadi kepala rumah tangga, kemudian masih banyak perempuan Indonesia yang pengen dan siap menikah di usia muda. 


Sekali lagi, poin-poin di atas diambil dari hasil diskusi sama temen yang nikah sama orang Jepang dan beberapa orang Jepang. Gak semua orang Jepang dan Indonesia seperti yang disebutin di atas. Kita juga harus menghindari sikap overgeneralisasi. Gak dikit juga yang kasuistis. Penjelasan di atas untuk bahan pertimbangan kita aja. Toh, kalau orang Jepang jodohnya, mau gimana lagi? Yang penting kita bisa mempersiapkan diri untuk segala sesuatunya. Jadi, masih pengen nikah sama orang Jepang?

No comments:

Powered by Blogger.