
Relasi Seksual di Jepang (Bagian Pertama)
Makhluk hidup di dunia ini memang diciptakan untuk berpasang-pasangan. Kalau kata pepatah banyak orang, ada siang ada malam, ada matahari ada bulan, ada laki-laki ada perempuan. Nah, ngomong-ngomong soal pasangan, pastinya hubungan laki-laki dan perempuan gak serta-merta terjalin begitu aja, pasti ada prosesnya. Ada yang memulainya dengan kenalan pas di sekolah atau pas kuliah. Ada yang mulai pas kerja di kantor atau berawal dari hubungan sebagai klien perusahaan dan lain sebagainya. Kalau zaman modern ini, gak sedikit juga yang mencoba mencari pasangan melalui biro jodoh di internet, chatting, aplikasi media sosial, atau aplikasi mencari pacar atau pasangan hidup di smartphone.
Soal relasi seksual gak mesti berujung pada aktivitas seksual (sexual intercourse), atau dalam bahasa Jepang disebut seikoui (性行為). Bisa saja seputar hubungan antara laki-laki dan perempuan pada level pertemanan laki-laki dan perempuan, pacaran atau suami istri dan esensi pada status-status tersebut.
Untuk topik relasi seksual, kayanya bakal seru kalau topik ini dibagi kedua bagian. Bagian pertama ngebahas relasi seksual yang sifatnya cenderung negatif sampai negatif banget, yang kedua cenderung positif. Kita mulai yang negatif dulu aja, ya, biar kita terhindar dari relasi-relasi macam ini dan endingnya biar happy lah. Gak enak kalau hidup kita ngenes terus dalam hal percintaan. Fyuh, harus sabar memang kalau soal urusan percintaan.
Sebelum kita menjalin hubungan, pastinya berawal dari kenalan dulu. Setelah saling kenal, biasanya kita menyebutnya dengan sebutan kenalan. Dari status kenalan ini bisa stagnan, cuma berhenti di situ karena gak pernah ketemu lagi, bahkan bisa lebih jauh lagi. Bisa jadi temen, sahabat, bahkan jadi pasangan hidup kalau beda lawan jenis. Kembali dari starting point sebagai kenalan. Kalau hubungan ini berkembang lebih baik minimal akan jadi temen dan sahabat. Tapi kalau berkembang namun arahnya negatif, kira-kira bakal jadi apa, ya?
1. Tomodachi Ijou Koibito Miman (友達以上恋人未満)
![]() |
source : http://xn--fhqqq8dx2sh6ruwjv1mj39d.com/ |
Di Indonesia, kita sering denger istilah hubungan tanpa ikatan (hti), hubungan tanpa status (hts), teman tapi mesra (ttm) dan kawan-kawannya. Kalau di Jepang biasanya disebut dengan tomodachi ijou koibito miman yang artinya 'lebih dari teman tapi bukan pacar'.
Disebut pacar bukan soalnya dia udah punya pacar tapi dua-duanya saling sayang. Hmm, ini antara seneng tapi ngenes. Senengnya, "yeah, ada yang sayang sama aku. tapi, aku bukan apa-apanya dia.", atau "asiknya ada yang mau pegang tanganku, meluk aku. Tapi kalau di tempat lain, dia bisa gini dan lebih dari gini sama pacarnya."
Mari kita hentikan lamunan ini agar kita gak lebih merasakan pahitnya dunia tomodachi ijou koibito miman. Udah ngenes, gimana coba kalo kita jadi dianggap biang kerusakan hubungan orang lain. Mending kalau mereka udah putus, terus dia jadian sama kita, kalau gak? Dobel ruginya, dobel juga sakit hatinya.
source : sukiten.jp |
Ini lebih gak enak. Mari kita telusuri arti dari kedua kata ini. kata yari atau yaru pada dasarnya berarti 'melakukan' tapi dalam arti lain yang negatif punya arti 'melakukan seks'. Tomo punya arti yang sama dengan tomodachi 'teman'. Sefure adalah kependekan dari kata sekkusu furendo (セックスフレンド) yang berarti 'teman seks'. Jadi, baik yaritomo dan sefure, dua-duanya bisa diartikan hubungan laki-laki dan perempuan yang hanya sebatas teman untuk melakukan hubungan seksual tanpa ada status tertentu atau hubungan yang sifatnya romantis. Hmm, ini pastinya harus dihindari karena hubungan seksual kalau tanpa ada rasa cinta itu hampa kecuali yang nafsunya gak ketulungan, dan yang pasti rasa cinta itu akan baik kalau dipayungi status pernikahan.
3. Aijin (愛人)
source : |
Beda negara beda penggunaan kata dan kanji. Gak sedikit kanji di Jepang dan Tiongkok yang tulisannya sama tapi artinya beda tipis atau beda banget. Contohnya kanji ini. Dalam bahasa Mandarin kanji (愛人) punya arti 'pacar' atau 'kekasih'. Kalau di Jepang kanji ini punya cenderung diartikan 'selingkuhan' atau 'mistress' dalam bahasa Inggris. Kalau levelnya masih pacaran disebut tomodachi ijou koibito miman, kalau levelnya udah nikah disebut aijin. Jadi kalau ada seseorang yang mau menjalin dengan pasangan yang udah nikah, orang itu disebut aijin. Peringkat aijin memang lebih tinggi daripada tomodachi ijou koibito miman. Peringkat ngerusak hubungan orangnya juga makin tinggi dan makin tinggi juga risikonya. Wah..wah.. makin ngeri ya.
Jadi, inti dari bagian pertama ini, marilah kita menjaga dan meningkatkan kesabaran. Memang rasa suka itu sulit ditahan dan kadang malah sulit dibendung. Cinta memang buta tapi perlu logika. Jangan sampe perasaan kita berujung pada ngerusak diri sendiri sampe orang lain. Kalau kita bisa sabar, yakin lah di masa yang akan datang dan di waktu yang tepat akan hadir seseorang yang pastinya melengkapi kebahagiaan kita. Amin.
No comments: