Gosekku - Japanese 5 Seasonal Festival
Negara Jepang adalah negara yang kaya akan kebudayaan, termasuk festivalnya yang sangat beragam. Terdapat lima festival pergantian musim yang cukup terkenal di Jepang. Kelima festival ini disebut dengan istilah Gosekku (五節句). Festival ini mulai diadakan di Jepang sejak zaman Edo, sesuai dengan kalender China. Kenapa sih festival ini diadakan? Karena saat pergantian musim, cuaca menjadi tidak bisa diprediksi dan menjadi rawan sakit. Oleh karena itu, mereka mengadakan festival ini untuk menolak peruntungan buruk. Apa saja sih kelima sekku itu? Yuk, kita bahas satu per satu.
- Jinjitsu-Nanakusa no Sekku (人日– 七草の節句) – 7 Januari
img source : https://en.wikipedia.org |
Festival Tujuh Sayuran, begitulah arti Nanakusa no Sekku secara bahasa. Pada perayaan ini, musim dingin sudah dimulai, sudah menjadi tradisi di Jepang untuk merayakannya dengan memakan bubur dengan tujuh jenis sayuran (七草粥 / Nanakusa-gayu). Bubur ini dimakan untuk memberi kesehatan dan mengusir peruntungan buruk pada musim dingin.
Tujuh sayuran tersebut adalah :
· Seri (芹)
· Nazuna (薺) / Penpengusa (ぺんぺん草)
· Gogyou (御形) / Hahakogusa (母子草)
· Hakobera (繁縷) / Hakobe (蘩蔞)
· Hotokenoza (仏の座) / Koonitabirako (小鬼田平子)
· Suzuna (菘) / Kabu (蕪)
· Suzushiro (蘿蔔) / Daikon (大根)
img source : https://www.justonecookbook.com |
Ketujuh jenis sayuran tersebut sudah disiapkan di atas wadah sejak hari sebelumnya. Sebelum dimasukkan ke dalam bubur pada pagi hari tanggal 7 Januari. Konon sayuran tersebut harus dipukul-pukul dengan memakai sepotong kayu di depan altar dewa tahun baru. Sambil diiringi lagu yang disebut nanakusabayashi (七草囃子) yang dipercaya bisa menambah khasiat dari ketujuh jenis sayuran tersebut.
Eits, tapi sebenarnya ketujuh sayuran itu sendiri memang kaya akan vitamin, serat, mineral, dan cocok untuk mencegah sakit flu atau demam. Wah, pantas saja, ternyata memang menyehatkan!
- Joushi-Momo no Sekku (上巳 – 桃の節句) – 3 Maret
Perayaan pada musim semi, yaitu festival boneka bagi anak perempuan yang biasa disebut Hinamatsuri (雛祭り). Hinamatsuri adalah perayaan setiap tanggal 3 Maret di Jepang yang diadakan untuk mendoakan pertumbuhan anak perempuan. Keluarga yang memiliki anak perempuan memajang satu set boneka yang disebut hinaningyō (雛人形) ‘festival boneka’. Memainkan boneka ini disebut juga sebagai hina asobi (雛遊び).
img source : http://www.discovernikkei.org |
Pada perayaan ini, akan disediakan boneka-boneka yang disusun pada tangga yang disebut Hinadan (雛壇). Pada tangga teratas, terdapat boneka kaisar (Odairi-sama / 御内裏様) dan permaisuri (Ohina-sama / お雛様). Lalu di tangga kedua terdapat tiga dayang istana (san-nin kanjo / 三人官女), yang masing-masing membawa mangkuk sake (sakazuki / 盃), poci sake (kuwae no choushi / 加えの銚子), dan wadah sake (nagae no choushi / 長柄の銚子). Para dayang ini giginya dihitamkan (ohaguro / お歯黒) dan alisnya dicukur habis, konon katanya agar sang kaisar tidak tertarik pada mereka!
Pada tangga ketiga, diletakkan lima boneka pemusik (go-nin bayashi / 五人囃子), masing-masing membawa alat musik taiko, ōkawa, kotsuzumi, seruling / fue, dan satu penyanyi yang membawa kipas. Di tingkat keempat, ada dua menteri, yang kanan disebut Udaijin (右大臣) dan yang kiri Sadaijin (左大臣). Selanjutnya, di tangga kelima ada tiga boneka pesuruh pria (shichō). Ketiganya masing-masing membawa bungkusan berisi topi (daigasa) yang dibawa dengan sebilah tongkat, sepatu yang diletakkan di atas sebuah nampan, dan payung panjang dalam keadaan tertutup.
Satu set boneka biasanya dilengkapi dengan miniatur byeongpung (byōbu) berwarna emas untuk dipasang sebagai latar belakang. Di sisi kiri dan kanan diletakkan sepasang miniatur lampion (bonbori). Perlengkapan lain berupa miniatur pohon sakura dan pohon tachibana, potongan dahan bunga persik sebagai hiasan. Jika ada tangga keenam dan ketujuh, biasanya diisi dengan perabot, alat-alat, dan kendaraan istana.
Selain boneka, ada juga hidangan istimewa untuk anak perempuan pada saat festival Hinamatsuri. Hidangan istimewa tersebut antara lain: kue hishimochi (mochi tiga warna; pink, putih, dan hijau), kue hikigiri, makanan ringan hina arare, sup bening dari kaldu ikan tai atau kerang (hamaguri), serta chirashizushi. Minumannya adalah sake putih (shirozake) yang dibuat dari fermentasi beras ketan dengan mirin atau shōchū, dan kōji. Minuman lain yang disajikan adalah sake manis (amazake) yang dibuat dari ampas sake (sakekasu) yang diencerkan dengan air dan dimasak di atas api.
Sehari setelah perayaan hinamatsuri, jangan lupa untuk membereskan dan menyimpan boneka-boneka tersebut ya! Karena saat mereka dipajang dan dimainkan, mereka akan menyerap kesialan dan roh-roh jahat, jadi harus disimpan untuk menghindari kesialan. Bisa juga boneka-boneka ini dihanyutkan di sungai, biasa disebut hinanagashi (雛流し) untuk menghilangkan kesialan.
Tango-Ayame no Sekku (端午-菖蒲の節句) – 5 Mei
img source : https://id.pinterest.com |
Tango no Sekku atau perayaan Koinobori (鯉のぼり) diadakan untuk menyambut musim panas atau musim hujan. Perayaan koinobori ini sering disebut juga sebagai hari anak laki-laki. Pada perayaan ini, orang Jepang biasanya mengibarkan koinobori, yaitu bendera yang berbentuk ikan koi. Satu set bendera koinobori ini terdiri dari :
- Ryūdama (bola naga) ➔ Bola yang bisa berputar dipasang di ujung paling atas tiang tempat mengibarkan koinobori.
- Yaguruma ➔ Roda berjari-jari anak panah yang dipasang di bawah ryūdama. Ryūdama dan yaguruma dipercaya sebagai pengusir arwah jahat.
- Fukiganashi ➔ Sarung angin berhiaskan panji-panji lima warna (biru, merah, kuning, putih, dan hitam) atau gambar ikan koi. Fukinagashi melambangkan 5 unsur (kayu, api, air, tanah, dan logam), dan dipercaya sebagai penangkal segala penyakit.
- Koinobori hitam (magoi) ➔ Koinobori berwarna hitam yang melambangkan ayah dikibarkan di bawah fukinagashi.
- Koinobori merah (higoi) dan koinobori warna lainnya ➔ Koinobori lain yang berukuran lebih kecil dikibarkan di bawah koinobori merah. Pada zaman sekarang, koinobori merah melambangkan ibu, koinobori biru melambangkan putra sulung, dan koinobori hijau melambangkan putra kedua.
Ada kisah tersendiri kenapa ikan koi yang terpilih menjadi simbol pada perayaan ini. Dalam Kitab Dinasti Han Akhir (Hou Han Shu) yang merupakan salah satu dari buku sejarah resmi Tiongkok (Sejarah 24 Dinasti), dikisahkan tentang sebuah air terjun di Sungai Kuning yang alirannya deras. Ikan-ikan berusaha keras untuk berenang ke atas air terjun tetapi hanya ikan koi yang berhasil memanjat air terjun dan berubah menjadi naga. Oleh karena itu, koi yang berhasil menaiki air terjun dijadikan simbol kesuksesan dalam hidup.
(robb)
Perayaan koinobori ini juga bertepatan dengan hari terakhir dari Golden Week, minggu libur panjang di Jepang. Cemilan khusus untuk merayakan perayaan koinobori ini adalah Kashiwa Mochi (柏餅). Mochi yang dibungkus daun kashiwa atau oak dan berisikan azuki (kacang merah) dan chimaki (pasta nasi manis).
Shichiseki-Tanabata no Sekku (七夕 – 七夕の節句) – 7 Juli
Setahun sekali, bertemulah Dewa Hikoboshi (彦星, Altair) dan Dewi Orihime (織姫, Vega) bertepatan dengan perayaan Tanabata, tanggal 7 Juli. Dalam legenda ini, Orihime adalah putri dari Raja Langit (Tentei / 天帝) yang pandai menenun, sedangkan Hikoboshi adalah penggembala sapi. Karena Hikoboshi pekerja keras dan rajin, ia diizinkan untuk menikahi putrinya, Orihime. Keduanya menikah dan hidup bahagia sebagai suami-istri, tetapi keduanya berhenti bekerja. Hal ini membuat Raja Langit marah dan memisahkan keduanya. Orihime dan Hikoboshi dipisahkan oleh Galaksi Bima Sakti (Milky Way / Amanogawa), dan hanya dipertemukan setahun sekali, pada hari ketujuh, bulan ketujuh. Pada hari itu, burung kasasagi akan datang dan menolong Dewi Orihime untuk menyebrangi sungai. Namun, jika turun hujan, burung itu tidak bisa datang membantu mereka sehingga mereka harus menunggu satu tahun lagi untuk bertemu.
img source : http://yabai.com |
Tanabata ini dirayakan dengan menuliskan permohonan pada kertas tanzaku (短冊), secarik kertas warna-warni yang akan digantungkan di ranting pohon bambu. Hujan yang turun pada malam tanabata disebut Sairuiu (洒涙雨), katanya itu air mata Orihime-sama yang gagal menemui pujaan hatinya, Hikoboshi.
- Chouyou-Kiku no Sekku (重陽 – 菊の節句) – 9 September
Kiku no Sekku adalah perayaan bunga Krisan yang menyambut musim gugur. Bunga Krisan adalah lambang dari kekaisaran Jepang. Perayaan ini sudah jarang dilaksanakan di Jepang. Namun, biasanya ada tarian dan nyanyian tradisional di perayaan ini. Serta disediakannya sake bunga Krisan (kikuzake / 菊酒) sebagai minuman yang menjaga keawetan muda.
Itulah lima festival dari banyak festival yang ada di Jepang. Di antara lima festival pergantian musim ini, mana yang paling teman-teman sukai?
cover img source : https://homura0218.wordpress.com/
cover edited by : http://www.j-funcorner.com
No comments: