Kegiatan-kegiatan Positif yang dilakukan mahasiswa bahasa Jepang waktu Ramadan
Bertepatan dengan Ramadan tahun ini, mahasiswa
disibukkan dengan berbagai macam kegiatan kampus semisal ada yang yang ujian,
ada yang sibuk dengan KKN, ada yang magang, dll. Tentunya ada juga mahasiswa
yang sama sekali tidak punya kesibukan di bulan Ramadan kali ini, golongan ini
adalah mereka yang rajin di awal menyelesaikan tugas sebelum waktunya atau
mereka yang enjoy menjalani kehidupan
ini (tentu kalian paham siapa mereka). Berbeda dengan mahasiswa lainnya,
mahasiswa bahasa Jepang tentu punya kesibukan sendiri dalam menjalani bulan Ramadan
kali ini, kegiatan-kegiatan positif merupakan hal yang wajib dilaksanakan di bulan
suci Ramadan, dengan berbagai ilmu yang mereka dapatkan selama kuliah. Apa
sajakah yang menjadi kegiatan positif selama bulan Ramadan, berikut beberapa
contohnya:
1. Mendesain kamar dengan berbagai kanji, hiragana, dan katakana
![]() |
source : www.etereaestudios.com |
Setelah letih dan lelah berkarya di kamar kos,
mereka-mereka ini mengepakkan sayap sebagai seorang designer kamar di kampung halaman mereka. Tanpa keraguan mereka
sangat lihai memainkan kuas dan pena ketika berada di kamar sendiri, karena
pada dasarnya tidak akan ada yang tahu apakah kanji atau kana yang
mereka coret di dinding kamar mereka salah atau benar, jelek atau bagus, karena
temen-temen sesama bahasa Jepang mereka tidak akan datang jauh-jauh ke kampung
halamannya hanya untuk menilai karyanya di kamarnya sendiri ^^. Biasanya
seorang designer ini akan memamerkan
kepada keluarganya terutama adik-adiknya yang selalu terkagum-kagum dengannya,
ini adalah sebuah fenomena unik dimana seorang kakak dikagumi adik-adiknya ^^.
2. Selalu membawa sebuah buku catatan kemana saja
![]() |
source : cdn.amanaimages.com |
Buku catatan ini biasanya berisi kosa kata yang sudah
ada hiragana atau katakana-nya, dan minim akan kanji, siapa lagi kalau bukan mahasiswa
rajin atau yang suka pamer melakukan hal ini. Dalam rangka mengungkapkan jati
diri sebagai mahasiswa bahasa Jepang ada berbagai macam cara yang dilakukan
mahasiswa bahasa Jepang salah satunya adalah dengan buku catatan ini, biasanya
ketika menghadiri buka bersama dengan alumni SMA, SMP atau bahkan SD, ketika ada
waktu hening dengan PDnya dia akan mengeluarkan buku catatan itu dan
seakan-akan ingin memperlihatkan betapa rajinnya dia, dan berharap teman
sebelahnya berusuara dengan nada tinggi sembari bertanya dan memuji
“itu bacanya apa ? bahasa Jepang asik kayanya, ajarin
dong”
Namun, sebenarnya ada modus-modus tertentu dalam hal
ini, dia juga berharap seseorang di pojok sana meliriknya, yaitu pujaan hati semasa
sekolahnya, yang sampai sekarang perasaannya masih tersimpan ^^. Dengan membawa
buku catatan tersebut kemana-mana, setidaknya dapat meningkatkan kemampuan
bahasa Jepangnya walaupun presentase modus dan belajarnya berbeda jauh, tidak
bisa dipungkiri, meskipun digunakan untuk berbagai alasan, ternyata hal ini
cukup ampuh untuk melatih dan mengingat kosa kata bahasa Jepang.
3. Menjadi guru privat, (guru murid zone)
![]() |
source : stownwork.net |
Dengan ilmu yang ditimba selama bertahun-tahun menjadi
mahasiswa bahasa Jepang, lantas menjadikan mereka seorang yang patut dijadikan
seorang guru. Biasanya dalam penerimaan murid, dia menjadikan lawan jenis
sebagai prioritas utama, selanjutnya ada tahap pembelajaran awal dimana ketika
muridnya lebih dari satu, maka akan dilakukan seleksi menurut penampilan, wajah
dan sebagainya, dan yang menjadi murid terbaik adalah lawan jenis tercantik
atau yang tertampan (tergantung lawan jenisnya gaes). Seiring berjalannya waktu,
setiap hari selalu belajar, maka akan timbul rasa-rasa yang menganggu. Di bulan
Ramadan ini metode pembelajaran bahasa Jepang menjadi unik, dimana ada rasa dan
batasan-batasan dalam setiap ucapan seorang guru privat kepada muridnya, dan
membutuhkan seling-selingan dalam setiap pembelajaran, bayangkan untuk memberikantahukan
arti dari kata “ai” membutuhkan segenap mental, dan kekuatan mengutarakan
supaya materi tersebut lebih mantap dan teringat sepanjang masa.
No comments: