Alasan Kenapa Memilih Anak Bahasa Jepang Sebagai Pasangan Ideal
Tidak bisa dipungkiri bahwasanya jurusan bahasa Jepang sekarang menjadi jurusan yang banyak diminati oleh anak-anak SMA di Indonesia. Sejak SMA mereka telah dimanjakan dengan event-event jejepangan yang sangat rame diadakan. Hal tersebut tidak lepas dari kebudayaan Jepang yang sangat unik dan memiliki ciri khas yang beda dengan negara-negara lain. Nah bagi adek-adek yang masih SMA atau teman-teman jurusan lain, pasti kalian tidak tahu kan gimana menyenangkan dan sulitnya belajar bahasa Jepang? Memang semua orang yang kuliah itu pasti mengalami kesulitan, namun kali ini kita akan melihatnya dari sisi pembelajar bahasa Jepang. Belajar bahasa Jepang itu harus bisa hapal banyak kanji, harus hapal banyak kosa kata, harus mengerti pola kalimat yang banyaknya “warbiasah”, harus mendengar chokai (listening dalam bahasa Jepang) dengan penuh perasaan, harus membaca dan memahami dokkai (reading dalam bahasa Jepang) dengan penuh semangat, harus mengutarakan sesuatu dengan baik dalam mata kuliah kaiwa (percakapakan dalam bahasa Jepang). Nahhh gak kebayangkan punya pasangan seorang pembelajar bahasa Jepang?
Berikut beberapa alasan kenapa memilih anak bahasa Jepang sebagai pasangan yang ideal.
Mungkin kamu tidak tahu seberapa banyak kanji bahasa Jepang yang ada di Jepang. Kalau tidak salah ada sekitar 1945 kanji yang wajib diketahui oleh pembelajar bahasa Jepang. Nah jadi sudah menjadi kebiasaan mahasiswa bahasa Jepang untuk selalu mengingat. Pastinya gak kebayang dong, jika punya pasangan seorang pembelajar bahasa Jepang. Kanji aja yang sebanyak itu dihapalin dan diingat, apa lagi KAMU yang cuma seorang ^^.
Dalam mata kuliah bahasa Jepang ada yang namanya Bunpo (pola kalimat), jika kamu bertanya bagaimana susahnya, coba kamu bayangkan bagaimana seekor kebo memanjat sebatang pohon kelapa (hehe), gak gaes cuma becanda. Di tahun pertama sih gak susah susah amat, tahun kedua dunia mulai berubah, dan di tahun ketiga kamu akan belajar bahasa orang jaman dulu, gak kebayangkan susahnya gimana? Kalian pasti tahu istilah ngoko dan kromo di bahasa Jawa. Di bahasa Jepang juga ada loh, jadi pada tahun pertama itu kamu akan diajarkan pola kalimat standar yang dipake sama orang Jepang, trus selanjutnya kamu diajarkan bahasa keseharian, nah selanjutnya yang kromo gitu. Yang orang Jawa mana nih suaranya? apa kalian bisa berbahasa kromo? Begitu juga pembelajar bahasa Jepang juga belajar bahasa sopannya orang Jepang. Kadang-kadang, waktu belajar Bunpo kita akan melihat wajah-wajah mereka yang lelah, segan untuk menjalani hidup, penuh kehampaan karena sulitnya untuk memahami pola kalimat tersebut, meskipun begitu dengan sepenuh hati mereka akan menjalaninya sebaik mungkin.
Jadi kebayangkan memiliki pasangan yang belajar bahasa Jepang? Bunpo yang sulit aja dipahami dan dimengerti apa lagi KAMU ^^.
Telinga adalah nikmat terindah yang diberikan oleh Allah SWT. banyak hal yang dapat kita manfaatkan dengan telinga, salah satunya yaitu mendengar, tentunya mendengarkan kebaikan yang ada dimuka bumi ini. Dalam bahasa Jepang ada yang namanya pelajaran Choukai, para pembelajar bahasa Jepang akan terbiasa untuk selalu mendengarkan meski terkadang mereka belum mengerti dari apa yang disampikan oleh tape atau dosen yang menjadi narasuara. Choukai merupakan ajang menjadi pendengar yang baik, harus selalu tersenyum dan dengan seksama memahami apa yang didengar agar mendapatkan pemahaman yang pas. Ketika kamu mendapatkan pasangan seorang pembelajar bahasa Jepang kamu adalah orang yang spesial, kenapa? choukai yang serak-serak dan sulit dipahami aja didengarkan dengan sepenuh hati apalagi KAMU. Dan dia menggunakan anugrah terindah yang diberikan oleh yang maha kuasa untuk selalu mendengarkanmu, dengan seksama mendengarkan keluhanmu tentang pahitnya dunia ini, bahagia hidup lu tong ^^
Genkou Youshi adalah helaian-helaian kertas yang biasanya digunakan oleh pembelajar bahasa Jepang sebagai media tulis disalah satu mata kuliah yaitu Sakubun (mengarang). Tulisannya tentu menggunakan kana dan kanji. Tentu kalangan mahasiswa yang sudah lanjut usia tidak asing dengan tulisan mereka di sakubun, didalamnya terdapat berbagai macam topik pembicaraan. Ada yang curhat, ada yang yang tiba-tiba ahli ekonomi, ada yang sang politikus, ada yang tiba-tiba jadi penyair cinta, ada yang sok sok an pengkritik sejati, ada juga yang sok-sok-an tidak menulis (biasanya ini mahasiswa mahasiswa D lovers) ^^. Tidak bisa dipungkiri menulis merupakan keahlian dari pembelajar bahasa Jepang, ketajaman pemikiran dan keuletan menarik pena ke sebuah kertas adalah syarat mutlak yang menjadikan mereka mahasiswa yang “warbiasah”. Tentu ketika sunyi dan gelap mereka selalu menggunakan genkou youshi untuk menulis. Salah satunya menulis tentang perjalan hidupnya dan kisah Cintanya bersamamu. Gimana ??? Apa Kamu melihat masa depan bersama orang yang belajar bahasa Jepang? kisah Cinta kalian akan selalu disimpan di helaian genkou youshi, suatu saat akan terbit, dan kalian akan mendapatkan royaltinya berdua,
“lewat genkou youshi, pasangan yang belajar bahasa Jepang bisa menjanjikan masa depan bersamamu bukan?” ^^
Quote :
“Jika kanji selalu diingat, bunpo selalu dimengerti, choukai selalu didengar, dan sakubun selalu ditulis dengan sepenuh hati, maka apa kamu punya alasan untuk menolakku yang selalu mencintaimu”
No comments: