Perbedaan desu dan da


Tanya :
Konnichiwa.
Saya Ferdi, baru belajar bahasa Jepang. Saya ingin bertanya perbedaan da dan desu.
Apakah da merupakan kependekan dari desu? Sepengetahuan saya, desu adalah akhiran kata untuk menjadi sopan. Misalkan benar da kependekan dari desu, apakah da termasuk kata sopan?
Yoroshiku onegai shimasu.

Jawab :
Ferdi San, konnichiwa.
Pertanyaan yang bagus.

Kalau kita pernah belajar bahasa Inggris, tentu kita pernah mengenal istilah to be seperti am, is, are. Nah, desu punya fungsi yang sama dengan to be dan dalam beberapa konteks kalimat bisa diartikan ‘adalah’. Desu selalu diletakkan di akhir kalimat dan kata yang biasanya diikuti desu adalah kata benda dan kata sifat.
Lalu, apa bedanya desu dengan da. Ya, desu dan da adalah kata yang sama namun memiliki kesopanan yang berbeda. Desu adalah bentuk formal atau sopan dari da dan biasanya digunakan saat kita berkomunikasi dengan orang yang lebih dihormati, orang yang lebih tua atau memiliki kedudukan yang lebih tinggi. Sedangkan da digunakan jika kita berkomunikasi dengan orang yang secara usia atau kedudukan setara atau lawan bicara kita secara usia atau kedudukan lebih rendah.

Mari kita lihat contoh kalimat berikut ini.

1.  先生              :インドネシアはどんな国ですか。
sensei           : indoneshia wa donna kuni desuka.
                      ‘Indonesia itu negara yang bagaimana?’
   学生               :インドネシアは暑い国です。
gakusei         : indoneshia wa atsui kuni desu.
                     ‘Indonesia adalah negara yang cuacanya panas.’

2.   友達              :インドネシアはどんな国?
    tomodachi     : indoneshia wa donna kuni?
                            ‘Indonesia itu negara yang bagaimana?’
                       :インドネシアは暑い国だ。
Watashi        : indoneshia wa atsui kuni da.
     ‘Indonesia adalah negara yang cuacanya panas.’

Dari contoh kalimat di atas, kita bisa mengetahui bahwa baik desu dan da memiliki arti yang sama. Namun jika kita lihat siapa yang berbicara, bisa kita pahami bahwa desu digunakan jika kita berkomunikasi dengan orang yang kedudukannya lebih tinggi seperti subjek yang berbicara pada contoh 1 yaitu sensei (guru) dan gakusei (murid). Sedangkan jika yang berkomunikasi memiliki kedudukan yang sama, maka bisa menggunakan bahasa yang tidak formal seperti pada percakapan contoh 2 yang dilakukan tomodachi (teman) dan watashi (saya).
Dengan demikian, bisa disimpulkan da merupakan bentuk tidak formal (non formal) dari desu dan digunakan jika lawan bicara memiliki kedudukan yang sama atau lebih rendah daripada kita. Sedangkan desu merupakan bentuk formal atau sopan dari da dan digunakan jika lawan bicara memiliki kedudukan lebih tinggi daripada pembicara.

日本語の勉強を頑張りましょう。
nihongo no benkyou o ganbarimashou.
‘Mari tetap semangat untuk belajar bahasa Jepang.’



No comments:

Powered by Blogger.